Keberadaan Pondok Pesantren AL-AZIZIYAH tidak terlepas dari keberadaan sosok Ulama Kharismatik Tuan Guru Haji MUSTHOFA UMAR ABDUL AZIZ. Sosok Ulama kharismatik ini pulang ke Tanah Air pada penghujung tahun 1985 setelah menyelesaikan kegiatan belajar sekaligus turun mengajar di Masjidil Haram Makkah.
Ada sesuatu yang menarik mengenai latar belakang kepulangan beliau ke Tanah Air waktu itu, yaitu adanya suatu kebijakan dari Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia yang menghendaki agar seluruh Ulama non Saudi (bukan warga asli Saudi) yang mengajar di Masjid Al-Haram harus diganti dan dipulangkan ke negara masing-masing. Uang pesangon dan tiket pesawatpun ditanggung oleh kerajaan demi memulangkan Para Ulama non Saudi ini. Konon kebijakan ini merupakan pesanan dari Amerika Serikat yang tidak menghendaki Islam bangkit kembali sebagaimana fakta sejarah yang membuktikan bahwa panji-panji keilmuan Islam yang berpusat di Kota Suci Makkah, justru dikibarkan oleh Ulama-ulama Besar dari kalangan Ulama non Saudi. Lihatlah nama-nama besar seperti Imam Bukhori (Rusia), Imam Syafi’i (Palestina), Imam Ahmad bin Hanbal (Iraq), Imam Abu Hanifah (Iraq) dan masih banyak lagi Para Ulama non Saudi yang berkiprah di Kota Suci Makkah sekaligus telah memberi warna pada khazanah keilmuan Dunia Islam hingga kini. Inilah yang tidak dikehendaki oleh mereka, musuh-musuh Allah itu.
Namun demikian, mereka boleh menyusun rencana tapi sebaik-baik Perencana adalah Allah (QS. 3 : 54). Dampak dari dipulangkannya Para Ulama non Saudi ini justru telah menjadikan cahaya ilmu pengetahuan semakin tersebar dan menerangi berbagai belahan dunia, tak terkecuali negeri tercinta Indonesia. Pada saat itulah Tuan Guru Haji MUSTHOFA UMAR ABDUL AZIZ beserta keluarga tiba di Tanah Air, tepatnya di Kampung Kapek – Desa Gunungsari – Kecamatan Gunungsari – Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat. Segera setelah kedatangan beliau, tokoh-tokoh masyarakat Gunungsari melakukan musyawarah dalam rangka mengambil manfaat dari kedatangan Sang Pembawa Obor Keberkahan.
Akhirnya tepat pada tanggal 06 Jumadil Akhir 1405 Hijriah yang bertepatan dengan tanggal 03 November 1985 Masehi, dengan mengucapkan: Bismillahirrahmaanirrahim Pondok Pesantren AL-AZIZIYAH resmi didirikan. Nama AL-AZIZIYAH sendiri diambil dari nama kakek beliau yaitu Tuan Guru Haji ABDUL AZIZ, seorang Ulama yang sangat disegani pada waktu itu.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan pada saat kepulangan beliau dari Tanah Suci Makkah waktu itu adalah beliau pulang membawa Sepasang Pendekar Muda yaitu Al-Hafidz HAJI FATHUL AZIZ MUSTHOFA putra beliau yang ke-empat dan seorang lagi bernama Al-Hafidz HAJI KHOLID NAWAWI RIDWAN. Nama terakhir ini adalah anak angkat berdarah Madura yang kelak nantinya akan menjadi menantu beliau. Saya (penulis) menyebut beliau berdua sebagai Sepasang Pendekar Muda karena memang beliau sangat layak untuk disebut demikian. Bukankah seorang pendekar selalu menjadi yang terdepan dimedan laga ? Berlaga sekaligus mendobrak kegelapan zaman dengan cahaya Al-Qur’an ? Beliau berdualah Penghafal Al-Qur’an pertama di Pulau Lombok ini sekaligus bahu membahu bersama TGH. Musthofa Umar Abdul Aziz mendirikan Pondok Pesantren AL-AZIZIYAH, Pondok Pesantren pertama di Pulau Lombok yang menjadikan Program menghafal Al-Qur’an sebagai program utama.